Detik-detik menegangkan saat letusan Gunung Kelud
Sindonews.com - Tiga orang pengungsi erupsi Gunung Kelud meninggal dunia karena tertimpa bangunan gedung pengungsian yang roboh. Mereka adalah Sairi (70), warga RT 12/RW 04 dan Pontini (60), warga Dusun Kutut, serta Sanusi (60), warga Dusun Plumbung, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Saat terjadi letusan, ketiganya mengungsi di gedung olahraga milik PT Jasa Tirta di waduk Selorejo, Ngantang. Tetapi karena tebalnya abu vulkanik, mengakibatkan rangka dan atap bangunan rapuh lalu patah dan roboh menimpa para pengungsi.
Sriono, warga Dusun Kutut, Desa Pandansari yang menunggu istrinya Asmiati mendapatkan perawatan di RS Paru, Kota Batu bercerita detik-detik mengegangkan saat Gunung Kelud meletus di lokasi pengungsian.
Menurutnya, sebagian warga yang mengungsi di dekat waduk dijemput regu penolong untuk selanjutnya dibawa ke tempat pengungsian yang lebih aman. Yakni, kantor Kecamatan Pujon dan ke Kota Batu.
"Saat kejadian di dalam ruang pengungsian kira-kira tinggal 30 orang saja. Kita menunggu mobil jemputan dari regu penolong. Tiba-tiba atap gedungnya roboh. Menimpa istri saya dan tetangga saya, termasuk tiga orang yang meninggal dunia itu," urai Sriono yang nampak kelelahan bersandar di dinding pintu masuk RS Paru sambil memegang anaknya, Jumat (14/2/2014).
Tak lama, setelah terdengar suara letusan, wilayah desanya yang berjarak sekira 7-10 km itu dihujani krikil dan batu. "Suasana tadi malam sangat panik. Tiba-tiba listrik padam. Ibu-ibu dan anak-anak menjerit ketakutan sambil membaca takbir Allahu Akbar...Allahu Akbar," kenangnya.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memastikan Gunung Kelud, Jawa Timur (Jatim) dipastikan telah meletus pada pukul 22.50 WIB, Kamis 13 Februari 2014, malam.
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
"Erupsi Gunung Kelud masih berlangsung hingga saat ini. Erupsi pertama terjadi 22.50 WIB. Arah erupsi ke barat daya," kata Sutopo lewat rilisnya, Jumat (14/2/2014) dini hari.
"Hujan abu, pasir dan kerikil diperkirakan hingga di radius 15 km (kilomater), khususnya di barat hingga barat daya dari Gunung Kelud. Puncak gunung terlihat kilat terus menerus yang mengindikasikan erupsi terus berlangsung. Visual kondisi gelap," imbuhnya.
Evakuasi korban erupsi Gunung Kelud (foto:Maman/Koran Sindo)
Korban meninggal akibat letusan Gunung Kelud kembali bertambah. Hari ini, tercatat sudah 7 orang yang dinyatakan tewas akibat bencana yang melanda Jawa itu.
Sementara pengungsi yang sakit di posko pengungsian Pujon, jumlahanya sudah mencapai 1.048 jiwa dan 31 di antaranya harus menjalani rawat inap. Sedangkan di wilayah Kasembon, ada sekira 718 jiwa yang sakit dan 14 di antaranya terpaksa menjalani rawat inap.
"Korban meninggal dunia ada yang karena tertimpa reruntuhan, dan faktor lainnya seperti sakit jantung dan usia. Pengungsi yang sakit rata-rata menderita batuk, pilek, serta sesak nafas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Mursyidah di posko pengungsian Pujon, Malang, Sabtu (15/2/2014).
Sebelumnya diberitakan, seorang pengungsi Sutinah (77), menghembuskan napas di lokasi pengungsian, di SDN Pujon Lor I, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur. "Korban meninggal Jumat 14 Februari 2014 malam," ujar petugas BPBD Yafan, kepada wartawan.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, korban tewas yang sudah diketahui identitasnya adalah Said (60), Partini (73), Sanusi (80), Sairi (70), dan Bu Yah (70).
Sementara pengungsi yang sakit di posko pengungsian Pujon, jumlahanya sudah mencapai 1.048 jiwa dan 31 di antaranya harus menjalani rawat inap. Sedangkan di wilayah Kasembon, ada sekira 718 jiwa yang sakit dan 14 di antaranya terpaksa menjalani rawat inap.
"Korban meninggal dunia ada yang karena tertimpa reruntuhan, dan faktor lainnya seperti sakit jantung dan usia. Pengungsi yang sakit rata-rata menderita batuk, pilek, serta sesak nafas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Mursyidah di posko pengungsian Pujon, Malang, Sabtu (15/2/2014).
Sebelumnya diberitakan, seorang pengungsi Sutinah (77), menghembuskan napas di lokasi pengungsian, di SDN Pujon Lor I, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur. "Korban meninggal Jumat 14 Februari 2014 malam," ujar petugas BPBD Yafan, kepada wartawan.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, korban tewas yang sudah diketahui identitasnya adalah Said (60), Partini (73), Sanusi (80), Sairi (70), dan Bu Yah (70).
Tercatat ada 25 Ribu warga tersebar di 40 titik pengungsian imbas dari hujan abu vulkanik Gunung Kelud. Untuk menangani kesehatan para pengungsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Mursyidah menyiapkan tenaga medis dari 33 Puskesmas dikerahkan ke lokasi pengungsian yang tersebar di wilayah Kecamatan Pujon, Kesambon, dan Kota Batu.
"Tenaga medis dari 33 puskesmas dikerahkan. Dibantu dari 23 rumah sakit swasta di Kabupaten Malang," kata Mursyidah kepada detikcom di Posko Kesehatan Pujon, Sabtu (15/2/2014).
Di wilayah Posko kesehatan Pujon, pengungsi yang dirawat inap 31 orang. 18 Orang dirujuk ke rumah sakit terdekat karena membutuhkan penanganan serius. Sedangkan di pos kesehatan Kesambon ada 14 orang harus rawat inap.
"Tercatat 1.903 pengungsi mengalami sakit dan harus mendapat pertolongan medis. Jumlah itu tersebar di pos-pos penampungan. Seperti Pujon, Kasembon, dan Kota Batu," kata Mursyidah.
Para pengungsi kebanyakan terkena penyakit batuk, pilek, sesak nafas dan iritasi mata. Untuk itu, pihaknya pun mengimbau kepada warga tetap menggunakan masker.
"Pokoknya pakai masker terus,"tambahnya.
0 comments: